Cari Blog Ini

Selasa, 26 April 2011

desain

Nama : Rika agustina
kelas : 1eb12
npm   : 25210942



              Desain Tempat Tidur Cantik


 Kamar merupakan tempat favorit banyak orang....kita bisa bermalas-malasan dan masih banyak lagi...makanya kita perlu mendesain kamar tidur sesuai dan secantik mungkin agar kita bisa nyeyak tidurnya....
ini ada sedikit contoh desain kamar tidur yang unik dan lucu....








semoga bisa membiri sedikit inspirasi.....

Jumat, 08 April 2011

perekonomian di masa depan

Ekonomi Indonesia tetap dapat tumbuh dan akan terus membaik di tahun-tahun berikutnya, bahkan Indonesia berpeluang menjadi negara maju. Prospek perekonomian Indonesia menjadi diskusi utama dalam acara Excecutive Brief Pimpinan DPD RI dan MPR RI bersama para pakar ekonomi. Ketua Pimpinan DPD RI, Irman Gusman didampingi Wakil Ketua DPD RI GKR Hemas, sementara Ketua Pimpinan MPR RI, Taufik Kiemas hadir bersama Wakil Ketua MPR RI, Melani Leimena Suharli dan Hajriyanto Y. Tohari. Pakar ekonomi yang menjadi narasumber yaitu Umar Juoro dan Iman Sugema dan dihadiri oleh masing-masing Ketua Fraksi MPR RI, jajaran Ketua Kelompok DPD di MPR RI, dan jajaran Ketua Komite IV DPD RI. Acara ini dilangsungkan di ruang rapat Pimpinan DPD RI lantai 8, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/3).
Ketua DPD RI, Irman Gusman, mengatakan Excecutive Brief ini dilaksanakan dalam rangka mendapatkan masukan pemikiran dari pakar ekonomi mengenai proyeksi perekonomian Indonesia ke depan, terutama tentang gambaran APBN, indikator keberhasilan ekonomi, dan realitas ekonomi rakyat. “Perekonomian Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan besar, terutama setelah penerapan free trade”, ujar Irman. Selanjutnya, Irman mengatakan globalisasi di satu sisi akan memberikan nilai positif, namun juga akan memberikan dampak buruk terhadap ketahanan ekonomi nasional, khususnya bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia. “DPD RI tentu memiliki perhatian terhadap permasalahan pembangunan ekonomi, karena jika pembangunan ekonomi lambat, maka yang akan merasakan dampaknya adalah masyarakat daerah”, kata Irman.
Dalam presentasinya, Umar Juoro dan Iman Sugema menyatakan keoptimisannya atas prospek cerah ekonomi Indonesia. Data yang dihimpun oleh Umar indikator ekonomi Indonesia yang menguat terlihat dari stabilitas ekonomi terjaga baik dalam jangka menengah, inflasi rendah, suku bunga dapat diturunkan, dan nilai rupiah cenderung menguat. “Pada perekonomian jangka menengah secara sektoral pertumbuhan tinggi pada sektor non-tarded seperti telekomunikasi, perumahan, dan keuangan. Sementara, sektor traded seperti industri manufaktur, pertanian dan pertambangan butuh revitalisasi”, jelas Umar. Dalam pemaparannya, Umar menyarankan agar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi perlu dukungan pembangunan infrastruktur dan perbaikan iklim investasi. “Jika perkembangan ekonomi berlanjut, maka tidak menutup kemungkinan Indonesia berpeluang untuk menjadi negara maju dalam sepuluh-dua puluh tahun ke depan”, ujar Umar optimis.
Pernyataan Umar tersebut juga disetujui oleh Iman Sugema. Ia menyebutkan prospek Indonesia ke depan akan sangat cerah. Dalam presentasinya, Iman membandingkan keadaan ekonomi Indonesia sebelum dan setelah krisis 1998. Menurut data yang diterangkan Iman, ekonomi Indonesia sekarang yaitu: pertumbuhan ekonomi setelah krisis menjadi lebih rendah, setelah krisis inflasi lebih tinggi dan growth-nya rendah, high saving dan low investment. “Sebenarnya Indonesia masih punya potensi pertumbuhan yang tinggi, kalau kita mampu memanfaatkan saving yang ada di masyarakat,” ujar Iman. Selanjutnya, Iman mengatakan bahwa tahun 2010-2014 perekonomian global memulih, sehingga ekspor impor dunia akan meningkat. “Syarat supaya Indonesia bisa memanfaatkan kesempatan ini yaitu daya saing kita meningkat, tapi kalau melihat tren sekarang daya saing kita sedang menurun”, kata Iman.
Dalam sesi diskusi, Ketua MPR RI Taufik Kiemas menanyakan apakah pendapatan per kapita US$ 6800 di tahun 2019 seperti yang diperkirakan oleh Umar dapat terwujud dengan keadaan pemerintah seperti sekarang. Umar menjawab dinamika demokrasi di Indonesia berjalan baik dan ekonomi Indonesia masih bisa maju dengan sumber daya alam yang kaya, serta industri yang terus meningkat, hanya infrastrukturnya masih perlu diperbaiki. Acara ini juga dimanfaatkan bagi para peserta untuk mendapatkan masukan dari para pakar mengenai masalah kebijakan moneter, fiskal, cara menaikkan investasi, dan cara membangun daerah berdasarkan prioritas


Senin, 04 April 2011

revolusi sektor jasa

NAMA         : RIKA AGUSTINA
KELAS         : 1EB12
NPM            : 25210942

Penasihat Ekonomi Bank Dunia untuk Asia Selatan, editor buku "The Service Revolution in South Asia"
CINA dan India sedang berlomba dalam bidang ekonomi. Namun, cara yang mereka tempuh amatlah berbeda. Cina unggul sebagai pengekspor produk manufaktur, sedangkan India meraih reputasi global dengan mengekspor layanan jasa modern. Bisa dikatakan, India sudah melampaui sektor manufaktur, lepas landas dari agrikultur ke bidang jasa.
Perbedaan pola pertumbuhan kedua negara itu sangat mencolok dan menimbulkan pertanyaan di mata negara-negara berkembang. Bisakah jasa menjadi sedinamis manufaktur? Bisakah negara yang mengembangkannya belakangan mendapatkan keuntungan dari globalisasi sektor jasa? Bisakah jasa menjadi pendorong pertumbuhan yang berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi kemiskinan?
Sejumlah fakta cukup berharga untuk dikaji. Sektor jasa di India, yang menyumbangkan perkembangan negara itu, relatif lebih besar dibandingkan dengan di Cina. Meskipun termasuk wilayah yang rendah pendapatan perkapitanya, India dan negara-negara Asia Selatan lainnya telah mengadopsi pola pertumbuhan negara-negara dengan pendapatan perkapita menengah ke atas. Pola pertumbuhan negara-negara terse-but lebih mirip dengan Irlandia dan bahkan Israel, dibandingkan dengan Cina dan Malaysia.
Pola pertumbuhan India sangat menakjubkan karena seakan bertentangan dengan "hukum" pembangunan yang kaku yang sudah dianut selama sekitar dua ratus tahun, sejak bermula nya revolusi industri. Menurut "hukum" ini - yang sekarang menjadi kebijakan konvensional- industrialisasi adalah satu-satunya jalur untuk memacu pertumbuhan ekonomi bagi negara-negara berkembang.
Sebagai akibat globalisasi, cepatnya tingkat perkembangan bisa sangat dahsyat. Namun, potensi pertumbuhan yang begitu eksplosif biasanya hanya terlihat di sektor manufaktur. Namun, bukan ini persoalannya. Ada bukti bahwa negara-negara dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi di sektor jasa cenderung memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara keseluruhan; sebaliknya, negara-negara yang tingkat pertumbuhannya tinggi memiliki tingkat pertumbuhan jasa yang juga tinggi.
Yang pasti, hubungan kausalitas-nya masih belum jelas. Namun, ada pula hubungan positif -yang diterima di negara-negara berkembang- antara tingkat pertumbuhan manu-faktur dan tingkat pertumbuhan secara keseluruhan. Namun, yang kerap terabaikan adalah efek dari tingkat pertumbuhan jasa terhadap agregat pertumbuhan ekonomi terlihat lebih kuat, dibandingkan dengan pengaruh pertumbuhan manufaktur terhadap pertumbuhan secara keseluruhan.
Apalagi, ada kecenderungan dari waktu ke waktu, peran sektor jasa yang lebih tinggi dalam perekonomian menunjukkan pertumbuhan jasa yang lebih tinggi tidak lantas menyebabkan turunnya biaya. Dengan kata lain, ongkos jasa tidak turun seiring dengan meningkatnya suplai jasa.
Porsi jasa di India begitu besar dan pertumbuhan sektor jasanya jauh lebih cepat dibandingkan dengan Cina. Meskipun Cina jauh lebih kaya dan tumbuh lebih cepat dari waktu ke waktu. Hal itu menunjukkan bahwa sektor jasa tidak sekadar merespons permintaan dajam negeri (yang pasti lebih tinggi permintaannya di Cina), tetapi juga berpeluang untuk ekspor.
Pengalaman pertumbuhan di India menunjukkan bahwa revolusi jasa global -jasa yang membuat tingkat pertumbuhan yang cepat dan kemiskinan berkurang- adalah hal yang mungkin. Di India, sektor jasa tidak hanya mendorong pertumbuh-an ekonomi secara keseluruhan, tetapi juga ditandai dengan produktivitas tenaga kerja yang tinggi dibandingkan dengan di sektor industri. Malahan, tingkat pertumbuhan produktivitas di sektor jasa India sepadan dengan pertumbuhan produktivitas di sektor manufaktur Cina, dengan begitu dapat mengurangi kemiskinan dengan kenaikan upah.
Pertumbuhan yang didorong jasa bisa berkelanjutan karena globalisasi jasa yang mencapai lebih dari tujuh puluh persen output global, masih dalam tahap awal perkembangannya. Lebih dari itu, pandangan lama bahwa jasa tidak bisa ditranspor-tasi, tidak bisa diperdagangkan, tidak lagi berlaku untuk penyelenggara jasa nonpersonal modem, yang bisa diproduksi dan diekspor dengan biaya rendah. Negara-negara berkembang bisa mempertahankan tingkat pertumbuhan yang didorong jasa, dengan memberikan perhatian yang besar untuk itu.
Pengalaman India menawarkan harapan bagi negara-negara berkembang lainnya. Proses globalisasi di akhir abad 20 mendorong ke arah perbedaan pendapatan per kapita yang tajam antara negara-negara industri yang masuk ke pasar global dan sekitar enam puluh negara-negara berkembang yang pendapatanper kapitanya stagnan selama sekitar dua puluh tahun. Tampaknya, negara-negara berkembang itu harus menunggu giliran mereka untuk membangun sampai negara-negara industri raksasa seperti Cina menjadi kaya dan sektor manufaktur yang padat modal menjadi tidak kompetitif lagi.
Globalisasi jasa, bagaimanapun, memberikan peluang alternatif untuk negara-negara berkembang untuk menemukan ceruk pasar, di luar manufaktur, tempat mereka bisa mengembangkan spesialisasi dan mencapai tingkat pertumbuhan yang eksplosif seperti negara industri. Ketika jasa sudah diproduksi dan diperdagangkan di seantero dunia seperti globalisasi, kemungkinan setiap negara mengembangkan keunggulan komparatif mereka bisa meningkat. Keunggulan komparatif itu bisa dengan mudah ditemukan pada sektor jasa seperti halnya manufaktur dan pertanian.
Yang dijanjikan revolusi jasa adalah negara-negara tidak perlu menunggu untuk sampai ke tingkat pertumbuhan ekonomi yang cepat. Ada jalan baru yang terbentang.
Copyright Project Syndicate, 2010. www.project-syndicate.org
Ada bukti bahwa negara-negara dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi di sektor jasa cenderung memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara keseluruhan; Namun, yang kerap terabaikan adalah efek dari tingkat pertumbuhan jasa terhadap agregat pertumbuhan ekonomi terlihat lebih kuat, dibandingkan dengan pengaruh pertumbuhan manufaktur terhadap pertumbuhan secara keseluruhan. Apalagi, ada kecenderungan dari waktu ke waktu, peran sektor jasa yang lebih tinggi dalam perekonomian menunjukkan pertumbuhan jasa yang lebih tinggi tidak lantas menyebabkan turunnya biaya. Pengalaman pertumbuhan di India menunjukkan bahwa revolusi jasa global -jasa yang membuat tingkat pertumbuhan yang cepat dan kemiskinan berkurang- adalah hal yang mungkin. Pertumbuhan yang didorong jasa bisa berkelanjutan karena globalisasi jasa yang mencapai lebih dari tujuh puluh persen output global, masih dalam tahap awal perkembangannya. Proses globalisasi di akhir abad 20 mendorong ke arah perbedaan pendapatan per kapita yang tajam antara negara-negara industri yang masuk ke pasar global dan sekitar enam puluh negara-negara berkembang yang pendapatanper kapitanya stagnan selama sekitar dua puluh tahun.

UANG DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

            NAMA : RIKA AGUSTINA
            KELAS  : 1EB12
            NPM    : 25210942


PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Uang di artikan sebagai alat pembayaran (means paymaent) atau media/alat pertukaran (medium of exchange) namun menurut ahli ekonom yang mengatakan uang merupakan seperangkat asset dalam perekonomian yang digunakan oleh orang-orang secara rutin untuk membeli barang atau jasa dari orang-orang lain.
Selain fungsi uang sebagai alat transaksi pembayaran, uang secara tidak langsung bermanfaat sebagai pembiayaan dalam pembangunan. Pembangunan saat ini sudah jauh lebih berkembang lebih dari yang dulu hal tersebut menandakan bahwa arus penggunaan uang dalm kehidupan masyarakat semakin kuat untuk di gunakan.
Sedangkan arti dari pembangunan adalah suatu proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan di segala bidang kehidupan masyarakat dengan berdasarkan pada seperangkat nilai yang di anut, yang menuntun masyarakat untuk mencapai tingkat kehidupan yang didambakan


2.1 DEFINISI UANG
Uang adalah alat sah pembayaran atau alat tukar. Menurut beberapa ahli uang memiliki pengertian yaitu :
R.J. Thomas mengatakan bahwa “money is something that is readily and generally accepted by public in payment for goods, services, and other valuable assets and for the payment for debts”.Artinya, uang adalah suatu benda yang dengan mudah dan umum diterima oleh masyarakat untuk pembelian barang dan jasa, barang berharga lainnya, dan pembayaran utang.
Sir Dennis Holme Robertson mengatakan bahwa “money is something accepted in payment for goods”. Artinya, uang adalah sesuatu yang bisa diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang.
Dari definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa uang mempunyai ciri dapat diterima umum, dapat digunakan sebagai alat tukar, dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
2.2 FUNGSI UANG
Sebagai alat untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan hidup, uang mempunyai beberapa fungsi. Fungsi-fungsi uang dapat digolongkan dalam fungsi asli fungsi turunan. Yang termasuk fungsi asli uang adalah sebagai alat tukar dan alat satuan hitung. Sedangkan fungsi turunan mencakup standar atau ukuran pembayaran yang ditunda, alat penyimpan kekayaan, dan alat pengalih kekayaan.
2.2.1 Alat Tukar
Fungsi uang sebagai alat tukar tidak diragukan lagi. Misalnya saja, seorang petani membutuhkan cangkul. Dia dapat menjual hasil panen untuk mendapatkan uang. Uang hasil penjualan panen tersebut digunakan untuk membeli cangkul. Jadi, uang berfungsi sebagai alat tukar.
2.2.2 Alat Satuan Hitung (Pengukur Nilai)
Sebagai satuan hitung, uang digunakan untuk menghitung harga sebuah barang. Nilai suatu barang dapat diukur dengan uang. Misalnya, harga pulpen Rp 2.500,00 dan buku tulis Rp. 10.000,00. Ini menunjukkan bahwa nilai buku tulis empat kali nilai pulpen.
2.2.3 Standar atau Ukuran Pembayaran yang Ditunda (Standard of Deferred Payment)
Dalam fungsi ini, uang digunakan untuk meyatakan utang. Uang dijadikan daya beli umum yang dapat dinyatakan dengan unit-unit yang pasti dan menurut pedoman atau ukuran. Misalnya adalah akan lebih masuk akal bila kita meminjam uang Rp. 5.000.000,00 selama 10 tahun daripada meminjam dua ekor sapi.
2.2.4 Alat Penyimpan Kekayaan
Manusia berusaha untuk tidak mengonsumsi semua pendapatannya. Sisa pendapatan yang tidak dikonsumsi, disimpan di rumah atau di bank untuk keperluan masa yang akan datang. Dengan kata lain, manusia menyimpan uang untuk kebutuhan masa mendatang atau mengantisipasi pengeluaran yang tidak terduga sebelumnya.
2.2.5 Alat Pengalih Nilai/Kekayaan
Uang dapat berfungsi untuk mengalihkan nilai. Misalnya, Ibu Linda oleh PT. XYZ dipromosikan untuk menduduki jabatan kepala cabang di Makassar. Sebelumnya, Ibu Linda telah memiliki rumah di Jakarta. Ibu Linda berhasrat memindahkan rumah miliknya tersebut ke Makassar. Dia menemukan jalan keluar, yaitu menjual rumah di Jakarta dan membeli rumah di Makassar. Menurutnya, tidak mungkin memindahkan fisik rumah dari Jakarta ke Makassar. Jadi, uang berfungsi sebagai alat pengalih nilai.
2.3 JENIS UANG
Uang dapat dibedakan atas dasar pihak yang mengeluarkan, bahan uang, negara yang mengeluarkan, dan nilai uang. Berikut ini uraiannya satu per satu.
2.3.1 Jenis Uang Berdasarkan Pihak yang Mengeluarkannya
Berdasarkan pihak yang mengeluarkannya, uang dibedakan menjadi uang kartal dan uang giral. Uang kartal adalah uang kertas atau uang logam yang beredar di masyarakat. Uang ini dikeluarkan dan diatur peredarannya oleh pemerintah serta merupakan alat pembayaran yang sah. Uang giral adalah alat pembayaran berupa cek, bilyet giro, dan sejenisnya. Uang giral dikeluarkan oleh bank dan digunakan sebagai alat pembayaran.
2.3.2 Jenis Uang Berdasarkan Bahan Uang
Berdasarkan bahan yang digunakan untuk membuat, uang dibedakan atas uang logam dan uang kertas. Uang logam adalah uang yang bahannya terbuat dari logam berupa emas, perak, atau logam lainnya yang beredar sebagai alat pembayaran. Sedangkan, uang kertasadalah uang yang bahannya terbuat dari kertas serta penggunaannya diatur oleh undang-undang dan kebiasaan. Uang tersebut beredar sebagai alat pembayaran.
2.3.3 Jenis Uang Berdasarkan Negara yang Mengeluarkan
Berdasarkan negara yang mengeluarkan, uang dibedakan atas uang dalam negeri (domestik/nasional) dan uang luar negeri. Uang dalam negeri adalah uang yang dikeluarkan oleh negara yang bersangkutan. Rupiah adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia. Uang luar negeri adalah uang yang beredar dalam suatu negara, tetapi yang mengeluarkannya adalah negara lain. Di Indonesia banyak beredar uang negara lain, seperti Yen (Jepang), Dollar (USA), Ringgit (Malaysia), Peso (Filipina), Poundsterling (Inggris), dan Lira (Italia). Uang luar negeri disebut juga valuta asing.
2.3.4 Jenis Uang Berdasarkan Nilai Uang
Berdasarkan perbandingan nilai bahan dengan nilai tukar, uang dibedakan atas uang bernilai penuh dan uang tidak bernilai penuh. Uang nilai penuh (full bodied money) adalah uang yang nilai bahannya (nilai intrinsiknya) sama dengan nilai nominal atau nilai penuh yang terdapat pada standar emas. Jika uang emas itu mengandung emas, misalnya 5 gram, maka nilai uang itu dalam pertukaran juga seharga emas 5 gram.
Uang tidak bernilai penuh adalah uang yang nilai bahannya (nilai intrinsiknya) lebih kecil daripada nilai nominalnya. Umumnya uang yang tidak bernilai penuh adalah uang kertas. Misalnya, uang yang kita pegang berniali Rp. 10.000,00 mungkin nilai bahannya hanya Rp. 200,00.
2.4 SEJARAH UANG
Dewasa ini orang sudah biasa membeli aneka macam barang dengan uang kertas. Tetapi dulu tidaklah demikian. Uang mempunyai sejarah sudah berabad-abad lamanya, dan perkembangannya sampai kini pun mungkin belum selesai.
2.4.1 Barter
Pada zaman purba, ketika masyarakat masih sangat sederhana, orang belum biasa mempergunakan uang. Perdagangan dilakukan dengn cara langsung menukarkan barang dagang (=barter).
2.4.2 Uang barang
Karena barter (pertukaran langsung barang dengan barang) mengalami banyak kesulitan, dirasakan kebutuhan akan suatu barang perantara yang dapat mempermudah pertukaran. Dengan kemajuan perdagangan hampir dengan sendirinya timbul barang-barang yang disukai oleh setiap orang dan yang mau diterima oleh semua pihak, karena dengan mudah dapat ditukarkan lagi dengan barang yang lain yang dibutuhkan.
Bermacam-macam barang telah dipakai sebagai uang barang : kerang dan ternak, batu intan dan perhiasan, garam dan senjata, perkakas, teh, beras dan tembakau.... Masing-masing ada keuntungan dan kelemahannya. Misalnya, belum tentu mau diterima orang lain, kalau dibawa, disimpan atau dibagi-bagi.
2.4.3 Logam mulia
Tukar menukar dengan bantuan barang perantara masih jauh dari memuaskan, karena itu orang mencari barang yang lebih prakis sebagai alat pembayaran. Akhirnya logam mulia (khususnya emas dan perak) paling banyak dipakai, karena logam ini memenuhi semua syarat-syarat uang : diterima umum, tahan lama, mudah dibawa, jumlahnya terbatas sehingga tetap berharga. Syarat inilah yang barus dipenuhi agar ”uang” dapat berfungsi sebagai alat tukar-menukar yang efisien.
2.4.4 Mata uang
Semula potong-potongan logam mulia setiap kali harus ditimbang dan ditentukan kadarnya untuk menentukan nilainya. Karena hal ini merepotkan, lambat laun para raja/penguasa setempat mulai menempa mata uang. Potongan-potongan logam mulia diberi bentuk tertentu seperti diberi gambar (raja 'the sovereign') atau cap resmi sebagai jaminan berat dan kadarnya, kemudian juga diberi angka yang menyatakan nilainya.
2.4.5 Uang kertas bank
Penyelesaian transaksi-transaksi besar dengan mata uang logam mulia juga mengalami beberapa kesuitan, akhirnya untuk menghindari hal tersebut yang dapat dilakukan yaitu para pedagang besar menitipkan sejumlah uang (emas) kepada seorang walikotanya di kot lain. Untuk selanjutnya pembayaran dapat dilakukan dengan perantara surat. Dengan demikian mata uang emas lama-kelamaan diganti dengan uang kertas bank, sedangkan bahan emas tetap tersimpan di bank.
2.4.6 Uang giral
Bila seseorang atau suatu perusahaan menitipkan uang kepada sebuah bank, pembayaran dengan uang itu dikatakan orang/perusahaan tersebut membuka Rekening koran(koran=courant=berjalan) pada bank tersebut. Dengan demikian bentuk uangnya berubah, dari lembaran-lembaran uang kertas menjadi uang giral, berupa catatan dalam buku-buku bank.
2.5 PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
Kegiatan pembangunan yang dicerminkan dalam rencana investasi disegala sektor memerlukan biaya dalam jumlah yang besar. Sumber dana pembangunan tersebut sudah sepastinya berasal dari sumber dalam negeri, sedangkan sumber dari luar negeri hanya sebagai pelengkap saja.
Sumber dana untuk pembiayaan kegiatan investasi berasal dari :
1.  Dalam negeri, (sebesar kurang lebih 22% dari PDB) dalam bentuk, Tabungan Pemerintah dan Tabungan masyarakat.
2.  Luar negeri, (sebesar kurang lebih 4% dari PDB) dalam bentuk, Hasil netto Ekspor – Impor (Neraca Pembayaran), Penanaman Modal Asing, Pinjaman Luar Negeri, Bantuan Luar Negeri.
2.5.1 Tabungan Pemerintah
Tabungan Pemerintah adalah selisih antara penerimaan dalam negeri dan pengeluaran rutin. Lama sekali sebagian besar penerimaan dalam negeri berasal dari Pajak Perseroan Minyak (sekitar 70%). Tetapi sejak tahun 1982-1983 sumber ini sangat berkurang, sehingga perlu dicari gantinya dari dalam negeri.
Tabungan pemerintah dapat diperbesar dengan jalan :
·      meningkatkan penerimaan dari pajak, yang diharapkan dari sistem perpajakan baru khususnya dari sektor-sektor di luar minyak dan gas alam, untuk mengurangi ketergantungan dari minyak saja.
·      Menghemat pengeluaran rutin, terutama dengan meningkatkan efisiensi kerja seluruh aparat pemerintahan, serta pengurangan subsidi pangan dan BBM.
2.5.2 Tabungan masyarakat
Tabungan masyarakat berasal dari perusahaan swasta dan rumah tangga, dan berbentuk Deposito Berjangka, Tabanas/Taska, Sertifikat Deposito serta pembelian surat obligasi dan saham. Pembaharuan dalam sistem perbankan (sejak tanggal 1 Juni 1983) telah mendorong bank-bank pemerintah dan swasta untuk lebih giat dalam mengerahkan/menghimpun dana dari masyarakat dan meningkatkan kebiasaan masyarakat menabung di bank.
2.5.3 Devisa hasil kelebihan Ekspor dan Impor
Di samping dana dalam bentuk rupiah, usaha pembangunan juga memerlukan dana dalam bentuk devisa (uang luar negeri seperti $ USA dan Yen). Oleh karena itu dalam Repelita IV-V dicantumkan usaha-usaha untuk menggalakkan ekspor kita, terutama yang di luar sektor minyak dan gas alam, seperti kayu lapis, karet, kopi, pakaian jadi, dll. Termasuk juga pengembangan pariwisata sebagai sumber devisa. Sedang impor dititikberatkan pada bahan-bahan baku dan barang modal yang perlu untuk industri kita. Perlu dierhatikan bahwa kalau Impor lebih besar daripada Ekspor (Neraca Pembayaran defisit-sering kali terjadi), maka sumber dana ini menjadi negatif dan harus diisi dengan pinjaman atau kredit.
2.5.4 Penanaman Modal Asing (PMA)
PMA terutama berasal dari sektor swasta, dan diarahkan pada produk-produk yang berteknologi tinggi (padat modal) serta produk-produk untuk ekspor. Sejak berlaunya Undang-undang Penanaman Modal Asing tahun 1967 proyek PMA yang telah disetujui oleh pemerintah disalurkan terutama ke sektor pertambangan (26%), industri kimia (13%), industri tekstil (12%), industri barang logam (10%), dan lain-lain.

2.5.5 Pinjaman luar negeri
Sebagian dari bantuan luar negeri untuk Indonesia disalurkan dalam bentuk pinjaman dengan bunga yang rendah dan syarat-syarat lunak. Masalah pokok dengan pinjaman ialah bahwa pada suatu waktu akan harus dikembalikan/dilunasi dari hasil ekspor kita, selain beban bunga yang bagaimanapun tetap harus dibayar.
2.5.6 Bantuan luar negeri
Bantuan luar negeri biasanya dibedakan bantuan program dan bantuan proyek, dan setiap tahun dicantumkan dalam APBN. Lembaga-lembaga internasional yang berperan dalam hal ini selain IGGI terutama Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC), International Development Agency (IDA), Bank Pembangunan Asia (ABD), serta Lembaga-lembaga PBB seperti Unicef, FAO, WHO dan ILO. Bila sumber dalam negeri (tabungan pemerintah) dibandingkan dengan dana bantuan luar negeri (lihat Tabel XII.3), ternyata bahwa ketergantungan kita dari bantuan luar negeri masih besar sekali, sekitar 40% dari Anggaran Pembangunan setiap tahun atau sekitar 4-5% dari GNP.
BAB III
KESIMPULAN
Jadi, uang bukan hanya berfungsi sebagai alat tukar saja tetapi bermacam-macam fungsi uang seperti yang sudah dijelaskan, dan uang juga memiliki bermacam-macam jenis berdasarkan pihak yang mengeluarkannya. Uang juga memiliki sejarah yang sudah berabad-abad lamanya. Dapat diketahui pula bahwa pembiayaan pembangunan sampai sekarang pun ternyata masih memiliki ketergantungan yang amat besar dari bantuan luar negeri.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Alam S., MM. 2007. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: ESIS.
Drs. T. Gilarso. 1992. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro. Yogyakarta: Kanisius

Sabtu, 02 April 2011

perdagangan internasional

NAMA       : RIKA AGUSTINA
Kelas          : 1EB12
NPM           : 25210942

            Pengertian perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antarnegara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang atau jasa atas dasar suka rela dan saling menguntungkan.  Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP.
            Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
            Menurut Amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang impor.  Selain itu, kesulitan lainnya timbul karena adanya perbedaan budaya, bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, dan hukum dalam perdagangan.


Ruang Lingkup Perdagangan Internasional
            Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa dalam ekonomi internasional, hal pertama yang berkaitan adalah perdagangan internasional. Perdagangan internasional itu sendiri berkaitan dengan beberapa kegiatan yaitu : perdagangan internasional melalui perpindahan barang, jasa dasi suatu negara kenegara yang lainnya yang biasa disebut transfer of goods and services

 perdagangan internasional melalui perpindahan modal melalui investasi asing dari luar negeri kedalam negeri atau yang disebut dengan transfer of capital perdagangan internasional melalui perpindahan tenaga kerja yang berpengaruh terhadap perndapatan negara melalui devisa dan juga perlunya pengawasan mekanisme perpindahan tenaga kerja yang disebut dengan transfer of labour.

            perdagangan internasional yang dilakukan melalui perpindahan teknologi yaitu dengan cara mendirikan pabrik-pabrik dinegara lain atau yang biasa kita sebut transfer of technology. Perdagangan internasional yang dilakukan dengan penyampaian informasi tentang kepastian adanya bahan baku dan pangsa pasar atau yang disebut dengan transfer of data ekonomi internasional menyangkut beberapa hal yang berkaitan dengan negara seperti :

- Mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal yang relatif lebih sukar (imobilitas faktor produksi)
- sistem keuangan, perbankan, bahasa, kebudayaan serta politik yang berbeda faktor-faktor poduksi yang dimiliki (faktor endowment) berbeda sehingga dapat menimbulkan perbedaan harga barang yang dihasilkan.
            Oleh karena itu pada dasarnya ekonomi internasional membahas tentang ketergantungan ekonomi antar negara yang pada dasarnya dipengaruhi dan mempengaruhi hubungan politik, sosial, budaya dan militer antar negara.
            Ekonomi internasional berkaitan dengan perdagangan antar negara akan membahas tentang pola perdagngan internasional, teori perdagangan internasional, Foreign Direct Investment, Neraca Perdagangan, kerjasama tarif, blok perdagangan, kebijakan ekonomi internasional, sistem moneter internasional dan multinational corporation (MNC)

Faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan internasional
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut:
* Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
* Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
* Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi.
* Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.
* Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
* Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
* Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
* Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.

Perdagangan antar Negara dan Ilmu ekonomi International
            Adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu Negara baik barang maupun jasa yang di perdagangan ke Negara lain yaitu melalui ekspor dan impor.  Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya.
            Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda.
            Perdagangan internasional sering dibatasi oleh berbagai pajak negara, biaya tambahan yang diterapkan pada barang ekspor impor, dan juga regulasi non tarif pada barang impor.

Perusahaan Multinasional
            Berkaitan dengan permasalahan perdagangan internasional, kita juga tidak bisa mengabaikan alaan negara atau perusahaan multinasional menanmkan modalnya di suatu negara. Terdapat sebuah argumen tentang location-specific advantages yang dapat menjelaskan beberapa hal penting dalam teori ini yaitu berkaitan dengan ekspor, lisensi dan investasi langsung.

            Argumen ini penting untuk menjelaskan relativitas keuntungan perusahaan atau negara mengambil kebijakan ekspor, kisensi atau investasi langsung. Teori ini menjelaskan keputusan untuk ekspor akan diambil jika biaya transportasi lebih rendah dan trade barrier tidak begitu besar.

            Hal ini akan lebih mempermudah negara atau perusahaan untuk melakukan ekspor karena biaya yang dikeluarkan tidak begitu besar dan komoditi yang akan diekspor bisa lebih besar mengingat pembatasan perdagangan tidak begitu ketat.
            Namun jika biaya transportasi dan trade barrier semakin meningkat maka kebijakan untuk melakukan ekspor akan merugikan, selanjutnya pilihan strategi bagi perusahaan atau negara adalah lisensi atau investasi langsung.
            Teori FDI memandang bahwa kebijakan untuk investasi langsung akan lebih beresiko daripada lisensi, meskipun dalam beberapa kondisi tertentu tingkat resiko diantara kedua seimbang. Lisensi akan sulit dilakukan jika perusahaan multinasional memiliki beberapa kondisi sebagai berikut:
- Perusahaan memiliki know-how yang berharga dan hal ini tidak bisa dilindungi dalam kontrak
- Perusahaan membutuhkan kontrol ketat terhadap prosukdi luar negeri untuk memaksimalkan penguasaan pasar di negara yang bersangkutan.
- Keahlian dan kemampuan perusahaan tidak dapat dimasukkan dalam lisensi
Pengambilan keputusan untuk melaksanakan lisensi bukanlah pilihan yang tepat bagi perusahaan dengan ciri sebagai berikut :
- Industri dengan teknologi tinggi, sehingga perlindungan terhadap keahlian spesifik dari perusahaan dalam lisensi mengandung resiko tinggi.
- Oligopoli global, dimana saling ketergantungan yang kompetitif, maka perusahaan akan cenderung melakukan kontrol yang ketat terhadap operasi asing sehingga mereka memiliki kemampuan untuk melakukan “serangan” yang terkoordinis terhadap pesaing global mereka.
- Industri dengan memusatkan perhatian pada penekanan biaya dan kontrol ketat terhadap operasi asing sehingga mereka akan menjajaki kemungkinan untuk melakukan operasi diseluruh dunia dimana mereka
- Menemukan efisiensi berupa biaya yang rendah dan kompetitor yang membahayakan operasi mereka.

Terdapat tiga paradigma dalam teori FDI :
- Mengikuti para pesaing.
- Perusahaan mengadakan FDI karena mengikuti para pesaing yang telah melakukan kegiatan serupa sebelumnya.
- Paradigma ini diperkenalkan oleh FT Knicknbocker daur hidup produk (product liffe cycle).

Diperkenalkan oleh Raymond dan menjelaskan bahwa FDI dilakukan untuk mengadakan efisiensi terhadap siklus produksi produk mereka. Paradigma ecletic, merupakan gabungan diantara dua paradigma diatas


Masalah yang di bahas dalam Perdagangan international
Beberapa permasalahan yang sedang dihadapi dalam ekonomi internasional saat ini adalah :

- Meningkatnya proteksi perdagangan negara-negara dengan membentuk blok perdagangan seperti Uni Eropa, Blok Perdagangan Amerika Utara (NAFTA), Blok Perdagangan Amerika Serikat dengan Australia dan Selandia Baru (ANZUS) serta blok perdagangan Asia Timur yang dipelopori oleh Jepang.
- Permasalahan kemiskinan di Negara Dunia Ketiga yang timpang dengan kesejahteraan di negara-negara maju
- Kesiapan dan ketidaksiapan negara-negara yang menghadapi pasar bebas di kawasan.
fluktuasi nilai tukar mata uang negara-negara dalam sistem moneter yang mengambang yang dapat mengguncang perekonomian domestik suatu negara seperti yang terjadi pada kawasan Asia Tenggara pada tahun 1997-1998.
- Persaingan Dolar Vs Euro sebagai mata uang dunia.

Hubungan ilmu ekonomi /Perdagangan International dengan ilmu ekonomi lain

Terdapat banyak pengertian tentang ekonomi internasional dan bahkan studi ini sering disamakan dengan perdagangan internasional atau bisnis internasional.

            Harry Waluya menjelaskan pengertian ekonomi internasional sebagai aplikasi dari ilmu ekonomi mikro dan ekonomi makro, selanjutnya dapay dilakukan suatu penerapan teori yang khusus mempelajari masalah hubungan ekonomi antar suatu negara dengan negara lainnya, yaitu dalam cabang ilmu ekonomi internasional sebagai cabang ilmu ekonomi yang benar-benar telah diperas menjadi materi tersendiri yang disebut Teori Murni Perdagangan Internasional (The Pure Theory on International Trade).
            Nopirin mendefinisikan ekonomi internasional seperti ilmu ekonomi biasa yang mempelajari alokasi sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhan manusia, hanya saja problematikanya berada dalam lingkup internasional.
            Ilmu ekonomi internasional berusaha mempelajari bagaimana hubungan ekonomi antar satu negara dengan negara lain yang dapat berpengaruh pada alokasi sumber daya baik dikedua negara maupun di negara yang lain. wujud hubungan ekonomi antar negara ini dapat berupa perdagangan, investasi, pinjaman, bantuan serta kerja sama internasional.

            Ingo Walter dan Kaj Areskoug mengatakan bahwa “international economics has a private aspect and a governmental, public policy aspect. And so the economic “actors” we will be conserned with include both firms-and, occasionally, other private institutions and individuals-and government agencies of various types. They also include official international organizations that have assumed certain supranational functions in the world economy.
Sedangkan Stefan H Robbock dan Kenneth Simmonds mendefinisikan ekonomi internasional dalam konsep bisnis internasional yang didefinisikan “... as a field of management training deals with the special features of business activities that cross national boundaries. These activities may be movements of goods, services, capital or personnel; transfer of technology, informations or data; or even the supervision of employees.
Dari beberpaa pengertian diatas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa studi ekonomi internasional mempelahari tentang hubungan ekonomi antar negara yang berkaitan dengan alokasi sumber daya yang ada sebagai dampak langsungnya yang dijalankan melalui mekanisme perdagangan, investasi dan kerjasama internasional. 
Selain itu, ekonomi internasional juga berkaitan dengan kebijakan yang mengaturnya baik dalam negeri berupa kebijakan ekonomi internasional dan kebijakan internasional seperti sistem moneter, sistem pajak yang diatur dalam lembaga internasional seperti WTO dan IMF.

            Dalam kaitannya dengan studi hubungan internasional, studi ekonomi internasional memberikan gambaran tentang alasan suatu negara melakukan hubungan perdagangan dan ekonomi dengan negara lain dan bagaimana mereka melakukan hubungan tersebut.
Terdapat banyak sekali mekanisme, aturan dan konflik yang terjadi dalam hubungan ekonomi ini, sehingga mempelajari ekonomi internasional dalam studi hubungan internasional menjadi sangat penting untuk menganalisa fenomen hubungan internasional mutakhir yang sedang terjadi saat ini, dilihat dari sudut pandang ekonomi internasional.
Pentingnya ekonomi internasional dalam studi hubungan internasional terutama pada mekanisme kerjasama internasional dalam pembentukan sistem moneter, GATT sampai WTO, IMF dan MNC yang saat ini mendomonasi dan menggeser peran negara dalam ekonomi internasional.

Manfaat perdagangan internasional.

- Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
- Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara.

Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.


* Memperoleh keuntungan dari spesialisasi.
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.


* Memperluas pasar dan menambah keuntungan.
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.

* Transfer teknologi modern.
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.