Investasi
Saham pada PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk berdasarkan Analisis Fundamental
Diajukan
guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Pofesi Akuntansi
Jurusan
Akuntansi jenjang Strata Satu
Fakultas
Ekonomi Universitas Gunadarma
Disusun
Oleh:
1.
Elin
Eliani. 22210333
2.
Harry
Farhan, 23210157
3.
Mira
Meidiani Suryadi, 24210411
4.
Rika
Agustina, 25210942
5.
Yanih
Supriyani, 28210593
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dengan segala keterbatasan penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “Investasi Saham pada PT Indocement Tunggal
Prakarsa, Tbk berdasarkan Analisis Fundamental”.
Penulisan makalah ini
diajukan guna menyelesaikan tugas mata kuliah Etika Pofesi Akuntansi
(Softskill). Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum sempurna oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis meminta saran dan
kriktik yang sifatnya membangun dari
semua pihak yang berkepentingan dan membaca makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis, pembaca dan pihak-pihak yang memerlukan.
Depok, Oktober 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Pasar
modal di Indonesia terus berkembang dengan baik seiring dengan perkembangan
perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari kapitalisasi pasar yang terus
mengalami peningkatan beberapa tahun belakangan ini. Indonesia sudah masuk tahap Investment Grade sehingga
membuat investor baik lokal maupun asing tertarik untuk berinvestasi di pasar
modal Indonesia dalam memenuhi investasinya dalam bentuk penawaran saham,
penerbitan obligasi, atau produk-produk investasi lainnya.
Salah satu instrumen pasar modal yang
paling sering diperdagangkan adalah saham. Terutama saham yang bersifat Go
Public. Saham Go Public adalah saham yang diperjual-belikan pada
khalayak umum (investor) pada suatu bursa saham. Bursa efek yang mengatur
transaksi pembelian dan penjualan saham di Indonesia adalah Bursa Efek
Indonesia (BEI).
Saham
adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa
besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan
Fakhruddin, 2001).
Saham yang terdapat di perusahaan publik
adalah saham yang memiliki risiko yang tinggi. Risiko tersebut dapat terjadi
karena perubahan kondisi baik di perusahaan, perubahan yang terjadi di dalam
negeri dan di luar negeri sangat berpengaruh seperti kurs saham. Perubahan tersebut
ada yang berdampak positif dan berdampak negatif. Sehingga aktivitas
perdagangan saham sehari-hari, harga saham akan mengalami fluktuasi baik berupa
kenaikan dan penurunan.
Untuk
itu, para investor sebaiknya melakukan sebuah analisis yang tepat untuk
mengurangi kerugian akibat fluktuasi harga saham. Analisis yang dilakukan harus
sesuai sasaran dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi perusahaan
emiten. Dalam melakukan analisis, memilih dan memiliki saham pada perusahaan
emiten, investor dan calon investor bisa menggunakan dua pendekatan yaitu analisis fundamental dan
analisis teknikal. Analisis fundamental menggunakan
informasi historis dari keuangan perusahaan untuk meramalkan hasil keuangan. Sedangkan analisis teknikal
menganalisa fluktuasi harga saham dalam rentang
waktu tertentu.
Analisis fundamental merupakan metode penelitian yang mempelajari
tentang peramalan laba, permintaan dan penawaran, kekuatan suatu industri atau
perusahaan, kemampuan manajemen, dan masalah intrinsik lainnya yang mempengaruhi
nilai harga saham dan potensi pertumbuhan (Mastering Fundamental Analysis, 2).
Analisis
fundamental bertujuan untuk memilih saham-saham yang baik untuk diinvestasi.
Berarti, hasil analisis fundamental adalah kelompok saham yang baik dan layak
untuk dibeli dan kelompok saham yang jelek dan tidak layak untuk dibeli. Yang
dimaksud dengan saham baik adalah saham dari perusahaan-perusahaan yang
memiliki kinerja baik, terutama secara keuangan. Perusahaan-perusahaan yang
kinerja keuangannya baik adalah perusahaan yang kondisi keuangannya sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah Singkat PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (“Indocement” atau
“Perseroan”) adalah perusahaan yang memproduksi semen, yang juga memiliki
beberapa anak perusahaan yang memproduksi beton siap-pakai (Ready-Mix
Concrete/RMC) serta mengelola tambang agregat dan trass. Berdiri sejak 16
Januari 1985, Perseroan merupakan penggabungan dari enam perusahaan semen yang
saat itu memiliki delapan pabrik.
Pabrik
pertama Indocement resmi beroperasi sejak 4 Agustus 1975. Selama 37 tahun
pabrik beroperasi, Indocement terus meningkatkan kapasitas produksinya dan
merupakan salah satu produsen semen terbesar di Indonesia. Indocement
terus menambah jumlah pabrik hingga saat ini mencapai 12 pabrik, yang sebagian
besar berada di Jawa. Sembilan pabrik berada di Kompleks Pabrik Citeureup,
Bogor, Jawa Barat, dan merupakan salah satu kompleks pabrik semen terbesar di
dunia. Dua pabrik berada di Kompleks Pabrik Palimanan, Cirebon, Jawa Barat dan
satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Indocement
pertama kali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode transaksi
“INTP” pada 5 Desember 1989. Sejak 2001, mayoritas saham Perseroan dimiliki
oleh HeidelbergCement Group yang berbasis di Jerman. HeidelbergCement adalah
pemimpin pasar global dalam bidang agregat dan merupakan pemain terkemuka di
industri semen, beton, dan kegiatan hilir lainnya, yang menjadikannya sebagai
salah satu produsen terbesar di dunia di bidang bahan bangunan.
HeidelbergCement mempekerjakan sekitar 53.400 karyawan di lebih dari 40
negara.
Dengan
merek dagang “Tiga Roda”, sepanjang 2012 Indocement telah menjual sekitar 18
juta ton semen, yang merupakan penjualan semen tertinggi di Indonesia (sebagai
entitas tunggal). Adapun produk semen yang dihasilkan oleh Perseroan adalah Portland
Composite Cement (PCC), Ordinary Portland Cement (OPC Tipe I, II,
dan V), Oil Well Cement (OWC), Semen Putih, dan TR-30 Acian Putih.
Indocement adalah satu-satunya produsen Semen Putih di Indonesia.
Selain
itu, penjualan RMC yang diproduksi oleh anak perusahaan Indocement, yakni PT
Pionirbeton Industri, mengalami peningkatan sebesar 44,8% dibandingkan tahun
sebelumnya. Hal ini menjadikan Indocement sebagai pemimpin pasar RMC di
Indonesia. Dalam menjalankan usahanya, Indocement bertekad memerhatikan
pembangunan berkelanjutan, melalui komitmen untuk mengurangi emisi karbon
dioksida dalam proses pembuatan semen. Indocement adalah perusahaan pertama di
Asia Tenggara yang menerima Emisi Reduksi yang Disertifikasi (Certified
Emission Reduction/CER) untuk proyek bahan bakar alternatif dalam kerangka
Mekanisme Pembangunan Bersih (MPB).
2. Kegiatan
Utama PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk
Indocement memiliki operational semen terintegrasi dengan
total kapasitas terpasang 18,6 juta ton semen. Saat ini Indocement
mengoperasikan 12 pabrik, sembilan berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat;
dua di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat dan satu di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan
Selatan.
Produk
utama perusahaan adalah Portland Composite Cement (PCC) dan Ordinary Portland
Cement (OPC). Perusahaan juga memproduksi berbagai tipe semen lainnya seperti
Portland Cement Type I and Type V, begitu juga dengan Oil Well Cement.
Indocement adalah satu-satunya produsen Semen Putih di Indonesia.
3. Analisa Data Perusahaan
Langkah
pertama dalam penulisan makalah
ini adalah menganalisa rasio-rasio keuangan selama lima tahun. Dengan
menggunakan data yang ada yaitu berupa laporan keuangan yang terdiri dari
laporan neraca dan laporan laba-rugi. Dari data tersebut, dapat diketahui
beberapa rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio
aktivitas, rasio solvabilitas,
dan rasio pasar pada PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk selama lima tahun terakhir yaitu 2008 sampai dengan 2012 serta dapat diketahui
pula kondisi keuangan tersebut.
1.
Rasio
Likuiditas
Rasio ini
menunjukkan sejauh mana kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Pengujian
likuiditas difokuskan pada besaran dan hubungan antara hutang lancer, aktiva
lancer, kas dan persediaan. Dan rasio likuiditas ini antara lain
sebagai berikut :
a. Current Ratio
Rasio Likuiditas
dengan perhitungan rasio lancar
(current ratio) ini
membandingkan jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Current ratio
bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka
pendeknya dengan aktiva lancar yang yang dimiliki perusahaan.
Current Ratio = (Aktiva Lancar / hutang lancar) X 100%
b. Quick Ratio
Rasio cepat (quick
ratio) ini membandingkan aktiva lancar setelah
di kurangi persediaan dengan kewajiban lancar.
Quick Ratio
= ((Aktiva Lancar – Persediaan) / Hutang lancar)) x 100%
c. Cash Ratio
Rasio
ini membandingkan jumlah kas dan efek dengan kewajiban lancar. Mengukur kemampuan perusahaan utuk membayar hutang
lancar dengan menggunakan kas dan efek.
Cash Ratio = (Aktiva Lancar / Pinjaman Jangka Pendek) x 100%
2. Rasio Profitabilitas
Rasio
profitabilitas atau sering juga disebut rasio rentabilitas merupakan indikator untuk mengukur efektivitas
manajemen perusahaan berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari
penjualan dan investasi. Rasio ini menggambarkan kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada
seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan
sebagainya selama periode tertentu.
a.
Gross
Profit Margin Ratio
Rasio
ini membandingkan antara
laba kotor yang diperoleh perusahaan
dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama.
Gross Profit Margin = laba kotor / penjualan X 100%
b.
Net
Profit Margin
Net profit margin merupakan rasio perbandingan yang digunakan untuk
mengukur laba bersih sesudah pajak lalu di bandingkan dengan volume penjualan
dalam suatu periode tertentu.
Net Profit Margin = laba bersih / penjualan X100%
c.
Return
on Invesment
Return on
investment (ROI) disebut juga
dengan return on asset (ROA). ROI
digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROI membandingkan laba
bersih dengan total aktiva.
Return on Investment = laba bersih / total aktiva
d.
Return
on Equity
Return on equity (ROE) menunjukkan
tingkat pengembalian yang dihasilkan manajemen atas modal yang ditanam pemegang
saham, sesudah dipotong kewajiban kepada kreditor.
Return
on Equity= laba bersih / total modal
3. Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur efektifitas perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam
kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.
a.
Total
Asset Turnover
Total
assets turnover merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dengan
jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tertentu untuk mengukur
intensitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Rasio ini membandingkan
penjualan bersih dengan total aktiva.
Total Assets Turnover = penjualan bersih / total aktiva
b.
Account
Receivable Turnover
Perputaran piutang usaha (account receivable turnover) mengukur
kemampuan untuk menagih kas dari pelanggan kredit. Semakin tinggi rasionya,
semakin cepat penagihan kas. Rasio ini membandingkan
penjualan bersih dengan piutang usaha.
Account Receivable
Turnover = penjualan bersih / pitang usaha
c.
Working
Capital Turnover
Rasio ini
membandingkan penjualan bersih dengan aktiva lancar setelah dikurangi hutang
lancar.
Working Capital Turnover = penjualan bersih / (aktiva lancar - hutang lancar )
4. Rasio Solvabilitas
Rasio
solvabilitas ini menelaah struktur modal perusahaan, termasuk sumber dana
jangka panjang dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban investasi dan
utang jangka panjangnya. Rasio ini juga disebut dengan leverage ratios,
karena merupakan rasio pengungkit, yaitu menggunakan uang pinjaman (debt)
untuk memperoleh keuntungan.
a. Debt to Capital Assets Ratio
Debt to Capital Ratio mengukur tingkat penggunaan hutang sebagai sumber
pembiayaan aktiva perusahaan. Rasio ini membandingkan
total hutang terhadap aktiva.
Debt to Capital Assets Ratio = total hutang / total aktiva
b. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio membandingkan sumber pembiayaan yang
berasal dari modal pemegang saham. Rasio
ini membandingkan total hutang dengan modal pemilik.
Debt to
Equity Ratio = total hutang / total modal
5.
Rasio
Pasar
Rasio pasar mengevaluasi
kinerja perusahaan melalui basis per saham.
Rasio ini digunakan untuk menunjukkan bagian dari laba
perusahaan, dividen dan modal yang dibagikan pada setiap saham.
a. Earning
Per Share
Laba per saham
biasa (EPS) memberikan jumlah laba bersih yang dihasilkan atas setiap saham
biasa perusahaan. EPS menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap
saham biasa tidak termasuk saham preferen. EPS
membandingkan laba setelah pajak dengan jumlah lembar saham yang beredar.
Earning Per Share = laba setelah pajak / jumlah lembar saham beredar
b.
Book Value per Share
Nilai
buku per saham (book value per share)
membandingkan total modal dengan jumlah saham beredar .
Book Value Per Share
= total aktiva / jumlah lemba r saham beredar
Rangkuman Hasil
Penelitian
Rasio Likuiditas, Rasio
Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas dan Rasio Pasar
PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
2008-2012
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
Rata-rata
|
Keterangan
|
|
Rasio Likuiditas
|
|||||||
Current
Ratio
|
178.57%
|
300.55%
|
555.38%
|
698.54%
|
602.76%
|
467.16%
|
Menurun
|
Quick
Ratio
|
100.62%
|
228.88%
|
458.95%
|
608.62%
|
541.98%
|
387.81%
|
Menurun
|
Cash
Ratio
|
40.65%
|
148.13%
|
347.62%
|
464.89%
|
433.04%
|
286.87%
|
Menurun
|
Rasio Profitabilitas
|
|||||||
Gross
Profit Margin
|
41.15%
|
48.30%
|
49.75%
|
46.19%
|
47.83%
|
46.64%
|
Meningkat
|
Net
Profit Margin
|
17.85%
|
25.97%
|
28.95%
|
25.93%
|
27.55%
|
25.25%
|
Meningkat
|
Return
on Investment
|
15.47%
|
2069%
|
21.01%
|
19.84%
|
20.93%
|
429.25%
|
Meningkat
|
Return
on Equity
|
20.53%
|
25.72%
|
24.66%
|
22.89%
|
24.53%
|
23.67%
|
Meningkat
|
Rasio Aktivitas
|
|||||||
Total
Assets Turnover
|
0.87
|
0.8
|
0.73
|
0.77
|
0.76
|
0.79
|
Menurun
|
Account
Receivable Turnover
|
10.61
|
7.86
|
8.22
|
7.17
|
7.04
|
8.18
|
Menurun
|
Working
Capital Turnover
|
6.4
|
2.98
|
1.81
|
1.57
|
1.42
|
2.84
|
Menurun
|
Rasio Solvabilitas
|
|||||||
Debt
to Capital Assets Ratio
|
0.24
|
0.19
|
0.15
|
0.13
|
0.15
|
0.17
|
Meningkat
|
Debt
to Equity Ratio
|
0.32
|
0.24
|
0.17
|
0.15
|
0.17
|
0.21
|
Meningkat
|
Rasio Pasar
|
|||||||
Earning
per Share
|
474.21
|
746.7
|
876.03
|
978.41
|
1294.05
|
873.88
|
Meningkat
|
Book
Value per Share
|
2309.21
|
2901.58
|
3552.67
|
4274.37
|
5275.4
|
3662.65
|
Meningkat
|
Sumber : data diolah
- Analisis Fundamental
- Pendekatan Nilai Buku
P
=
P =
P = Rp 5.275
Nilai intrinsik pada Pendekatan Nilai
Buku sebesar Rp 5.275.Dan
harga pasar saham sebesar Rp 22.450.
Hal ini dihargai terlalu tinggi atau overvalued.
Jika harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, maka saham
tersebut sebaiknya dijual untuk menghindari kerugian. Karena tentu harganya
kemudian akan turun menyesuaikan dengan nilainya.
Pada analisis sekuritas ini, pendekatan
nilai buku digunakan oleh investor untuk
mengetahui
besarnya penyertaan pemegang saham perusahaan dan mengetahui berapa kali
besarnya penilaian publik/investor terhadap harga buku perusahaan yang
tercermin dalam harga pasar bursa.
- Pendekatan Nilai Sekarang
g = (1-Payout Ratio) * ROE
g = (1-0,2) * 0,2452
g = 0,18576= 18,58%
Ke =
Ke =
Ke = 0,0106
=
1,06%
Po =
Po =
Po = Rp1.937,6
Pada pendekatan nilai sekarang dapat
diketahui nilai intrinsik saham sebesar Rp
1.937,6 sedangkan harga pasar saham sebesar Rp 22.450. Hal ini bahwa saham
PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk dihargai terlalu tinggi
atau overvalued.
Jika harga pasar saham lebih tinggi
dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut sebaiknya dijual untuk menghindari
kerugian. Karena tentu harganya kemudian akan turun menyesuaikan dengan
nilainya.
Pada
analisis sekuritas dengan metode pendekatan nilai sekarang menggunakan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan
yang didiskontokan menjadi nilai sekarang dengan asumsi bahwa pertumbuhan
dividennya konstan. Perusahaan biasanya mempunyai kebijaksanaan dalam
menentukkan praktek pembayaran dividen. Kebijakan ini ditetapkan dengan
pertimbangan kebutuhan pembelanjaan perusahaan dan kebutuhan pemegang sahamnya.
Oleh karena kebijakan ini dapat mempengaruhi tingkat dan kesinambungan
pembayaran dividen maka para investor sangat berkepentingan. Kelemahan dari
kebijakan ini tidak stabilnya dividen sehingga kekacauan dan sering kemerosotan
harga pasar saham.
- Pendekatan Price Earning Ratio (PER)
PER
=
PER =
PER = 17,3
kali
P
= PER x Earning Per Share
P
= 17,3 x Rp1.293
P = Rp 22.446,5
Nilai Intrinsik pada Pendekatan Price
Earning Ratio sebesar Rp 22.446,5.
Dan harga pasar saham sebesar Rp
22.450. Dengan harga pasar saham di hargai
terlalu tinggi atauovervalued terhadap nilai intrinsik, maka saham PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk layak untuk dijual.
Pada analisis sekuritas ini, Pendekatan price earning ratio (PER) digunakan oleh
investor untuk memperlihatkan berapa kali besarnya penilaian publik/investor
terhadap potensial keuntungan yang akan didapat perusahaan per saham yang
tercermin dalam harga pasar bursa. Bagi investor PER yang rendah dapat
memberikan kontribusi tersendiri, karena investor dapat membeli saham dengan
harga yang relatif murah, kemungkinan untuk mendapatkan capital gain juga semakin besar. Dan sebaliknya, emiten
menginginkan PER yang tinggi pada waktu go
public untuk menunjukkan bahwa kinerja perusahaan cukup baik dengan harapan
agar harga saham akan tinggi pula.
Perbandingan Nilai Intrinsik Saham
dengan Nilai Pasar Saham
PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk
2012
Sumber : data diolah
No
|
Keterangan
|
Nilai
Intrinsik
|
Harga Pasar
Saham
|
Hasil
Perbandingan
|
Keputusan
|
1
|
Pendekatan Nilai Buku
|
Rp 5.275
|
Rp 22.450
|
Overvalued
|
Jual
|
2
|
PendekatanNilai
Sekarang
|
Rp 1.937,6
|
Rp 22.450
|
Overvalued
|
Jual
|
3
|
Pendekatan PER
|
Rp 22.446,5
|
Rp 22.450
|
Overvalued
|
Jual
|
BAB III
KESIMPULAN
Dari
hasil perhitungan dan analisis fundamental atas rasio keuangan dan nilai
intrinsik saham PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Berdasarkan
hasil perhitungan rasio keuangan, dapat disimpulkan bahwa kondisi keuangan PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode 2008 sampai dengan 2012 memiliki
keuangan yang cukup baik.
2. Berdasarkan
analisis fundamental yang telah dilakukan dengan
menggunakan Pendekatan Nilai Buku, Pendekatan Nilai Sekarang, dan Pendekatan
Price Earning Ratio (PER), maka dapat diputuskan bahwa saham PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk lebih baik dijual untuk menghindari keugian.
3. Dan
berdasarkan analisis fundamental yang telah dilakukan terhadap investasi saham PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk pada
tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa keputusan investasi bagi investor yang telah
memiliki saham PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk agar menjual saham tersebut.
Sedangkan bagi investor yang belum memiliki saham PT. Indocement Tunggal
Prakarsa, Tbk sebaiknya membeli pada saat harga saham sedang turun.