Cari Blog Ini

Jumat, 08 April 2011

perekonomian di masa depan

Ekonomi Indonesia tetap dapat tumbuh dan akan terus membaik di tahun-tahun berikutnya, bahkan Indonesia berpeluang menjadi negara maju. Prospek perekonomian Indonesia menjadi diskusi utama dalam acara Excecutive Brief Pimpinan DPD RI dan MPR RI bersama para pakar ekonomi. Ketua Pimpinan DPD RI, Irman Gusman didampingi Wakil Ketua DPD RI GKR Hemas, sementara Ketua Pimpinan MPR RI, Taufik Kiemas hadir bersama Wakil Ketua MPR RI, Melani Leimena Suharli dan Hajriyanto Y. Tohari. Pakar ekonomi yang menjadi narasumber yaitu Umar Juoro dan Iman Sugema dan dihadiri oleh masing-masing Ketua Fraksi MPR RI, jajaran Ketua Kelompok DPD di MPR RI, dan jajaran Ketua Komite IV DPD RI. Acara ini dilangsungkan di ruang rapat Pimpinan DPD RI lantai 8, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/3).
Ketua DPD RI, Irman Gusman, mengatakan Excecutive Brief ini dilaksanakan dalam rangka mendapatkan masukan pemikiran dari pakar ekonomi mengenai proyeksi perekonomian Indonesia ke depan, terutama tentang gambaran APBN, indikator keberhasilan ekonomi, dan realitas ekonomi rakyat. “Perekonomian Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan besar, terutama setelah penerapan free trade”, ujar Irman. Selanjutnya, Irman mengatakan globalisasi di satu sisi akan memberikan nilai positif, namun juga akan memberikan dampak buruk terhadap ketahanan ekonomi nasional, khususnya bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia. “DPD RI tentu memiliki perhatian terhadap permasalahan pembangunan ekonomi, karena jika pembangunan ekonomi lambat, maka yang akan merasakan dampaknya adalah masyarakat daerah”, kata Irman.
Dalam presentasinya, Umar Juoro dan Iman Sugema menyatakan keoptimisannya atas prospek cerah ekonomi Indonesia. Data yang dihimpun oleh Umar indikator ekonomi Indonesia yang menguat terlihat dari stabilitas ekonomi terjaga baik dalam jangka menengah, inflasi rendah, suku bunga dapat diturunkan, dan nilai rupiah cenderung menguat. “Pada perekonomian jangka menengah secara sektoral pertumbuhan tinggi pada sektor non-tarded seperti telekomunikasi, perumahan, dan keuangan. Sementara, sektor traded seperti industri manufaktur, pertanian dan pertambangan butuh revitalisasi”, jelas Umar. Dalam pemaparannya, Umar menyarankan agar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi perlu dukungan pembangunan infrastruktur dan perbaikan iklim investasi. “Jika perkembangan ekonomi berlanjut, maka tidak menutup kemungkinan Indonesia berpeluang untuk menjadi negara maju dalam sepuluh-dua puluh tahun ke depan”, ujar Umar optimis.
Pernyataan Umar tersebut juga disetujui oleh Iman Sugema. Ia menyebutkan prospek Indonesia ke depan akan sangat cerah. Dalam presentasinya, Iman membandingkan keadaan ekonomi Indonesia sebelum dan setelah krisis 1998. Menurut data yang diterangkan Iman, ekonomi Indonesia sekarang yaitu: pertumbuhan ekonomi setelah krisis menjadi lebih rendah, setelah krisis inflasi lebih tinggi dan growth-nya rendah, high saving dan low investment. “Sebenarnya Indonesia masih punya potensi pertumbuhan yang tinggi, kalau kita mampu memanfaatkan saving yang ada di masyarakat,” ujar Iman. Selanjutnya, Iman mengatakan bahwa tahun 2010-2014 perekonomian global memulih, sehingga ekspor impor dunia akan meningkat. “Syarat supaya Indonesia bisa memanfaatkan kesempatan ini yaitu daya saing kita meningkat, tapi kalau melihat tren sekarang daya saing kita sedang menurun”, kata Iman.
Dalam sesi diskusi, Ketua MPR RI Taufik Kiemas menanyakan apakah pendapatan per kapita US$ 6800 di tahun 2019 seperti yang diperkirakan oleh Umar dapat terwujud dengan keadaan pemerintah seperti sekarang. Umar menjawab dinamika demokrasi di Indonesia berjalan baik dan ekonomi Indonesia masih bisa maju dengan sumber daya alam yang kaya, serta industri yang terus meningkat, hanya infrastrukturnya masih perlu diperbaiki. Acara ini juga dimanfaatkan bagi para peserta untuk mendapatkan masukan dari para pakar mengenai masalah kebijakan moneter, fiskal, cara menaikkan investasi, dan cara membangun daerah berdasarkan prioritas


Tidak ada komentar:

Posting Komentar