Penerapan
International Financial Accounting Standard (IFRS) di Indonesia saat ini masih
belum banyak dilakukan oleh kalangan ekomoni di Indonesia. Padahal penerapan
IFRS dalam sistem akuntasi perusahaan akan menjadi salah satu tolak ukur yang
menunjukkan kesiapan bangsa Indonesia bersaing di era perdagangan bebas.
IFRS saat ini menjadi
topik hangat di kalangan ekonomi, khususnya di kalangan akuntan. IAI telah
menetapkan tahun 2012 Indonesia sudah mengadopsi penuh IFRS, khusus untuk
perbankan diharapkan tahun 2010. Tapi rupanya sampai sekarang masih kalang
kabut, padahal Indonesia sudah mengacu pada IFRS ini sejak 1994.
Di indoensia
sebenarnya sebagian perusahaan yang sudah mengacu pada IFRS, pengapdosian IFRS
mestinya diikuti pula dengan pengapdosian standar pengauditan internasional.
Standar pelaporan keuangan perusahaan tidak akan mendapatkan pengakuan tinggi,
bila standar yang digunakan untuk pengauditan masih standar lokal.
Sebenarnya apa yang
menyebabkan konvergensi standard pelaporan akuntansi ke IFRS?
Indonesia telah
memiliki sendiri standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Prinsip atau
standar akuntansi yang secara umum dipakai di Indonesia tersebut lebih dikenal
dengan nama Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). PSAK disusun dan
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia adalah
organisasi profesi akuntan yang ada di Indonesia.
Dari revisi tahun 1994
IAI juga telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi standar PSAK kepada
International Financial Reporting Standard (IFRS). Selanjutnya harmonisasi
tersebut diubah menjadi adopsi dan terakhir adopsi tersebut ditujukan dalam
bentuk konvergensi terhadap International Financial Reporting Standard. Program
konvergensi terhadap IFRS tersebut dilakukan oleh IAI dengan melakukan adopsi
penuh terhadap standar internasional (IFRS dan IAS).
Salah satu bentuk
revisi standar IAI yang berbentuk adopsi standar international menuju
konvergensi dengan IFRS tersebut dilakukan dengan revisi terakhir yang
dilakukan pada tahun 2007. Revisi pada tahun 2007 tersebut merupakan bagian
dari rencana jangka panjang IAI yaitu menuju konvergensi dengan IFRS sepenuhnya
pada tahun 2012.
Skema menuju
konvergensi penuh dengan IFRS pada tahun 2012 dapat dijabarkan sebagai berikut:
·
Pada akhir 2010 diharapkan seluruh IFRS sudah diadopsi dalam
PSAK;
·
Tahun 2011 merupakan tahun penyiapan seluruh infrastruktur
pendukung untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS;
·
Tahun 2012 merupakan tahun implementasi dimana PSAK yang
berbasis IFRS wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki
akuntabilitas publik.
Revisi tahun 2007 yang
merupakan bagian dari rencana jangka panjang IAI tersebut menghasilkan revisi 5
PSAK yang merupakan revisi yang ditujukan untuk konvergensi PSAK dan IFRS serta
reformat beberapa PSAK lain dan penerbitan PSAK baru. PSAK baru yang
diterbitkan oleh IAI tersebut merupakan PSAK yang mengatur mengenai transaksi
keuangan dan pencatatannya secara syariah. PSAK yang direvisi dan ditujukan
dalam rangka tujuan konvergensi PSAK terhadap IFRS adalah:
1.
PSAK 16 tentang Properti Investasi
2.
PSAK 16 tentang Aset Tetap
3.
PSAK 30 tentang Sewa
4.
PSAK 50 tentang Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan
5.
PSAK 55 tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
PSAK-PSAK hasil revisi
tahun 2007 tersebut dikumpulkan dalam buku yang disebut dengan Standar
Akuntansi Keuangan per 1 September 2007 dan mulai berlaku sejak tanggal 1
Januari 2008.
Dampak Konvergensi
International Financial Reporting Standards (IFRS) Terhadap Bisnis
Ketua Dewan Pengurus
Nasional IAI, Ahmadi Hadibroto menyatakan: “Langkah startegis menuju
keseragaman “bahasa” dalam Akuntansi dan pelaporan keuangan di sektor privat
ini merupakan agenda utama profesi
Akuntansi secara
global. Terciptanya harmonisasi standar Akuntansi global juga menjadi salah
satu tujuan dan komitmen kelompok G-20 dalam meningkatkan kerjasama
perekonomian dunia”
Dengan adanya standar
global tersebut memungkinkan keterbandingan dan pertukaran informasi secara
universal. Konvergensi IFRS dapat meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan
perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Adopsi standar internasional juga
sangat penting dalam rangka stabilitas perekonomian.
Manfaat dari program
konvergensi IFRS diharapkan akan mengurangi hambatan-hambatan investasi,
meningkatkan transparansi perusahaan, mengurangi biaya yang terkait dengan
penyusunan laporan keuangan, dan mengurangi cost of capital. Sementara tujuan
akhirnya laporan keuangan yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) hanya akan memerlukan sedikit rekonsiliasi untuk menghasilkan laporan
keuangan berdasarkan IFRS.
Banyaknya standar yang
harus dilaksanakan dalam program konvergensi ini menjadi tantangan yang cukup
berat bagi publik untuk sedari dini mengantisipai implementasi program
konvergensi IFRS.
Akuntan Publik harus
segera mengupdate pengetahuannya dan menyesuaikan pendekatan audit yang
berbasis IFRS. Akuntan Manajemen/Perusahaan dapat mengantisipasi dengan segera
membentuk tim sukses konvergensi IFRS yang bertugas mengupdate pengetahuan
Akuntan Manajeman, melakukan gap analysis dan menyusun road map konvergensi.
Akuntan
Akademisi/Universitas diharapkan mengupdate pengetahuan para Akademisi,
merevisi kurikulum dan silabus serta melakukan berbagai penelitian yang
terkait. Regulator perlu melakukan penyesuaian regulasi yang terkait dengan
pelaporan keuangan dan perpajakan serta melakukan upaya pembinaan dan supervisi
terhadap profesi yang terkait dengan pelaporan keuangan seperti penilai dan
aktuaris.
Standar Pelaporan
Keuangan Internasional
Upaya untuk memperkuat
arsitektur keuangan global dan Mencari Solusi Jangka Panjang terhadap kurangnya
transparansi Informasi keuangan, Membuat Standar Akuntansi
Internasional Boards - IASB melakukan percepatan Harmonisasi standar
Akuntansi Internasional khususnya International Financial Reporting
Standards - IFRS Yang Dibuat Oleh IASB dan Dewan Standar
Akuntansi Keuangan (Badan Pembuat Standar Akuntansi di amerika
Serikat).
Composition Komposisi
IFRS adalah
memastikan bahwa Laporan keuangan dan Laporan keuangan interim anak pajak
tangguhan untuk periode-periode Yang dimaksud KESAWAN Laporan keuangan Tahunan,
mengandung berkualitas Informasi Yang Tinggi:
1.
Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang
periode yang disajikan. Transparan BAGI para pengguna dan dapat dibandingkan
periode Sepanjang Yang reklasifikasi /.
2.
Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang
berdasarkan pada IFRS. Menyediakan Titik akhir Yang memadai untuk akuntansi
IFRS berdasarkan Yang PADA.
3.
Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk
para pengguna. Dapat dihasilkan Artikel Baru Yang biaya regular tidak melebihi
Manfaat untuk para pengguna.
RUANG LINGKUP STANDAR: Ruang LINGKUP
STANDAR:
Standar ini berlaku
apabila sebuah perusahaan menerapkan IFRS untuk pertamakalinya melalui suatu
pernyataan eksplisit tanpa syarat tentang kesesuaian dengan IFRS. Standar Suami
Berlaku apabila sebuah anak pajak tangguhan Checklists Memverifikasi Daftar
nama IFRS untuk pertamakalinya Canada suatu pernyataan eksplisit Tanpa syarat
Tentang IFRS Artikel Baru kesesuaian. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa
laporan keuangan perusahaan yang pertamakalinya berdasarkan IFRS (termasuk
laporan keuangan interim untuk periode pelaporan tertentu ) menyediakan titik
awal yang memadai dan transparan kepada para pengguna dan dapat dibandingkan
sepanjang seluruh periode disajikan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa
Laporan keuangan anak pajak tangguhan Yang pertamakalinya berdasarkan IFRS
(termasuk Laporan keuangan untuk periode tertentu pelaporan interim)
menyediakan Titik akhir Yang memadai dan transparan kepada para pengguna dan
dapat dibandingkan periode Sepanjang reklasifikasi / seluruh.
KONSEP POKOK: Konsep Pokok:
1.
Tanggal pelaporan ( reporting date) adalah
tanggal neraca untuk laporam keuangan pertama yang secara eksplisit menyatakan
bahwa laporan tersebut sesuai dengan IFRS (sebagai contoh 31 Desember 2006).
Tanggal pelaporan (tanggal laporan) adalah laporam Tanggal
Neraca keuangan untuk Pertama Yang Secara eksplisit menyatakan bahwa Laporan
tersebut sesuai Artikel Baru IFRS (sebagai contoh 31 Desember 2006).
2.
Tanggal transisi ( transition date) adalah
tanggal neraca awal untuk laporan keuangan komparatif tahun sebelumnya (sebagai
contoh 1 Januari 2005, jika tanggal pelaporan adalah 31 Desember 2006). Tanggal
transisi (tanggal transisi)adalah akhir Tanggal Neraca untuk
Laporan keuangan komparatif years sebelumnya (sebagai contoh 1 Januari 2005,
jika adalah pelaporan Tanggal 31 Desember 2006).
Pengecualian untuk
penerapan retrospektif IFRS terkait dengan hal-hal berikut: Variabel argumen
penanganan untuk PENERAPAN retrospektif IFRS Berlangganan hal-hal berikut
Artikel Baru:
1.
Penggabungan usaha sebelum tanggal transisi. Penggabungan
transisi at Tanggal usaha.
2.
Nilai wajar jumlah penilaian kembali yang dapat dianggap sebagai
nilai terpilih. Nilai Wajar Dilaporkan penilaian Aset Yang dapat dianggap
sebagai Nilai terpilih.
3.
Employee benefits. Imbalan kerja.
4.
Perbedaan kumulatif atas translasi (penjabaran) mata uang asing,
muhibah ( goodwill ), dan penyesuaian nilai wajar. Penyusutan
kumulatif tetap Permanent translasi (penjabaran) mata uang Mata, muhibah (goodwill), dan
penyesuaian Nilai Wajar.
5.
Instrumen keuangan, termasuk akuntansi lindung nilai ( hedging). Instrumen
keuangan, termasuk akuntansi lindung Nilai(hedging).
INTERNATIONAL
FINANCIAL REPORTING STANDARD
( IFRS )
Perubahan Lingkungan
Pelaporan Keuangan
Teknologi informasi
yang berkembang pesat telah mengubah lingkungan pelaporan keuangan secara
dramatis, mengurangi batas jarak fisik dan mampu membuat informasi menjadi
tersedia diseluruh dunia hanya dengan sekali pencet tombol dalam (Enter) dari
komputer. Kemajuan ini membawa jutaan investor (jika tidak milyaran) ke lantai
pasar modal di seluruh penjuru dunia. Antusiasnya para investor tidak
terhalangi oleh batasan negara, misalnya: investor dari Amerika bisa dengan
mudah berinvestasi di Eropa atau di Singapore atau bahkan di Indonesia dan Vice
Versa. Ke-efektif-an pasar dunia ini tergantung pada ke-tepat waktu-an dari
informasi keuangan yang transparan, dapat dibandingkan dan relevan. Bukan hanya
investor dan analyst yang membutuhkan informasi seperti ini, melainkan juga
dibutuhkan oleh stake holder lainnya (pekerja, suppliers, customers, institusi
penyedia kredit, bahkan pemerintah). Mereka (stake holders) di jaman
globalisasi ini bukan hanya sekedar ingin mengetahui informasi keuangan dari
satu perusahaan saja, melainkan dari banyak perusahaan (jika bisa mungkin dari
semua perusahaan) dari seluruh belahan dunia, untuk tujuan benchmarking,
membandingkan antar industri vertical maupun horizontal. Benchmarking adalah
sangat krusial jika mau kompetitif dalam global bisnis di masa sekarang ini.
Jika tidak, maka akan tergilas.
Pertanyaannya adalah
bagaimana kebutuhan ini bisa terpenuhi jika perusahaan – perusahaan masih
memakai tata cara, bentuk dan prinsip pelaporan keuangan yang berbeda – beda ?
Beberapa standar
Akuntansi :
· Standar
Akuntansi USA
Amerika memakai FASB dan US GAAP (Generally
Accepted Accounting Principles)
· Standar
Akuntansi Inggris dan Eropa
Uni Eropa memakai IAS dan IASB
· Standar
Akuntansi Indonesia
Indonesia memakai PSAK – nya IAI
· Standar
Akuntansi lainnya
Standar Akuntansi USA
:
· Tidak ada
kodefikasi
· CAP
· APB statement
· FASB
Standar Akuntansi
Indonesia :
· Standar “sound
business practices” gaya Belanda
· PAI & USA
· PSA
· PSAK prinsip
Amerika
· PSAK prinsip
IASC – IFRS
IFRS adalah tata cara
bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya. Teknik untuk menyusun
laporan keuangan dibutuhkan standard.
Di Amerika, terdapat
standar yang terbagi dalam tiga era :
1. Standar
ditentukan / disusun oleh manajemen
Standar ditentukan / disusun oleh manajemen
karena yang membutuhkan adalah pihak manajemen.
2. Standar
ditentukan / disusun oleh profesi
Standar ditentukan / disusun oleh profesi
karena profesi yang bertugas untuk menyusun dan mengaudit laporan keuangan.
3. Financial
Accounting Standard World (FASW)
FASW lahir setelah orang menilai pihak
kreditur terlalu dominant dalam menyusun standar akuntansi keuangan.
Standar Akuntansi yang
menjadi dua kekuatan besar dunia :
1. Amerika = FASB
dan US GAAP
2. Internasional
= Eropa = dibentuk IASC yang kemudian berubah IFRS
Berdirinya IASC :
o 1973
Badan Profesi Australia, Canada, France,
Jerman, Jepang, Meksiko, Belanda, U.K dan USAK yang membentuk IASC.
o 1975
§ IAS # 1 Disc of
Acc Policy keluar
§ IAS # 2
Valuation and Presentation of Inventory in the Context of HC Issued.
Apa yang menimbulkan
munculnya IFRS ?
Pada hakekatnya
standar Akuntansi focus perhatiaannya hanya kepada Pasar Modal. Kecanggihan
teknologi informasi yang berkembang pesat yang telah mengubah lingkungan
pelaporan keuangan, mengurangi batasan jarak fisik dan mampu membuat informasi
menjadi tersedia di seluruh dunia. Jutaan atau bahkan milyaran investor dapat
dengan mudah masuk ke lantai Pasar Modal di seluruh penjuru dunia. Para
investor tidak terhalangi oleh batasan negara. Para investor dapat dengan mudah
ber-investasi di satu negara lain atau bahkan ber-investasi di beberapa negara
sekaligus. Misalnya, investor dari negara Jerman bisa dengan mudah
ber-investasi di negara Amerika, Perancis, Indonesia dan negara – negara lain.
Standar Akuntansi
dibutuhkan oleh Pasar Modal dan lembaga yang memiliki Agency Problem. Agency
Problem adalah masalah jarak antara principle dan agent, oleh karena itu
dibutuhkan jembatan antara pemilik dan buruh atau pekerja yang disebut Agency
Relation yaitu informasi. Informasi disini yaitu berupa laporan tentang asset, resources
dan lainnya yang berhubungan tentang keadaan perusahaan, yang dibuat oleh agent
dan diserahkan kepada principles (pemilik). Biaya yang dikleuarkan untuk
menjaga hubungan baik antara principles dan agent disebut Agency Cost.
IFRS di Indonesia
o Di Indonesia
selama dalam penjajahan Belanda, tidak ada standar Akuntansi yang dipakai.
Indonesia memakai standar (Sound Business Practices) gaya Belanda.
o Sampai Thn.
1955 = Indonesia belum mempunyai undang – undang resmi / peraturan tentang
standar keuangan.
o Thn. 1974 =
Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat oleh IAI yang disebut
dengan prinsip Akuntansi.
o Thn. 1984 =
Prinsip Akuntansi di Indonesia ditetapkan menjadi standar Akuntansi.
o Akhir Thn. 1984
= Standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang bersumber dari IASC.
o Sejak Thn. 1994
= IAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS.
o Thn. 2008 =
diharapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat diselesaikan.
o Thn. 2012 =
Ikut IFRS sepenuhnya?
Upaya untuk memperkuat
Arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya
transparansi informasi keuangan, membuat International Accounting Standard
Boards (IASB) melakukan percepatan harmonisasi standar Akuntansi internasional
khususnya International Financial Reporting Standard (IFRS) yang dibuat oleh
IASB dan Financial Accounting Standard Boards (badan pembuat standar Akuntansi
di Amerika Serikat).
Perkembangan
Convergensi ke IFRS di Uni Eropa :
· 1982 = IFAC
mengendors IASC sebagai Global Accounting Standard.
· 1989 = Federasi
Akuntansi Eropa mengendors IASC.
· 1994 = IASC
Advisory Council Approved selaku oversight and finance.
· 1995 = IASC
& IOSCO menandatangani perjanjian agar negara – negara Uni Eropa harus
mengikuti IASs.
· 1996 = US SEC
endors IASC to initiate the dev of global accounting standards.
· 1997 = IASC
Forms SIC Standing Interpretation Committee, Forms SWP (Strategy Working
Party).
· 1998 = IFAC /
IASC memperluas kenggotaan menjadi 140 bodies di 101 negara.
· 1999 = G7
Finance Ministers and IMF Support IASs Strengthen International Financial
Structure.
· 2000 = IASB new
chairman Sir David Tweedie appointed.
· 2001 = IASB
dilahirkan sebagai pengganti IASC. Isinya untuk melakukan convergensi ke global
Accounting standards dengan kualitas :
1. Single Set and
High Quality.
2. Transparant
dan komparabel Laporan Keuangan.
3. Berguna bagi
pemain Pasar Modal dunia.
§ 2001 = IASC
Foundation Formed, IASB a Standard Setting body IASs and SIC are adopted by
IASB.
§ 2002
§ SIC diganti
IFRIC (International Financial Reporting Interpretation Committee).
§ Europe requires
IFRSs listed companies 2005.
§ IASB dan FASB
agree on convergence.
§ 2003 = IFRSs #
1 dan IFRIC # 1 dikeluarkan.
§ 2004 = IFRSs #
2 – 6 dikeluarkan.
§ 2005 = IASB
Board member menjadi IFRIC chairman.
Perkembangan Convergensi standar Akuntansi
International khususnya IFRS yang dibuat oleh IASB dan FASB.
· October 2002 =
FASB dan IASB sepakat untuk melakukan langkah untuk melakukan convergensi
standar Akuntansi US GAAP dan IFRSs. Ditandatangani MoU yang disebut “the
Norwalk Agreement” yang berisi :
1. Kedua standar
menjadi compatible.
2. Melakukan
koordinasi untuk terus memlihara compatibility.
Anggota IASB :
- Sir David Tweedie, Chairman -
Gilbert Gelard
- Thomas E. Jones, Vice
Chairman - James J. Leisenring
- Mary R. Barth -
Warren Mc. Gregor
- Hans - Georg Bruns -
Patricia O’Malley
- Anthony T. Cope -
Jhon T. Smith
- Jan Engstrom -
Geoffrey Whittington
- Robert P. Garnett -
Tatsumi Yamada
Proses Convergency
1. Melakukan
pertemuan antara Dewan.
2. Menyesuaikan
agenda termasuk untuk mempercepat konvergensi.
3. Join staffing
untuk melakukan proyek bersama.
4. Dalam jangka
pendek melakukan revisi untuk mengeliminasi inkonsistensi antara kedua
standard.
5. Proyek
mengidentifikasi perbedaan mendasar antara kedua standar.
6. Koordinasi
antara FASb emerging Issue task force dan IASB’s IFRS interpretation committee.
IFRS STRUCTURE
Keuntungan (kelebihan)
jika mengadopsi IFRS
Membuat perubahan ke
IFRS, artinya anda sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global, yang
akan membuat perusahaan (business) anda bisa dimengerti oleh global market
(pasar dunia). Thus, jika kinerja perusahaan anda memang memiliki nilai jual
yang pantas, maka potensi trade yang dihasilkan logikanya akan lebih bagus
dibandingkan ketika perusahaan anda belum mengadopsi IFRS dalam pembuatan
laporan keluarganya. The big – 5 accounting firm mostly mengatakan bahwa banyak
dari perusahaan – perusahaan yang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang
significant dalam rangka memenuhi maksud mereka memasuki Pasar Modal dunia
(global).
Beralih ke IFRS
bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka – angka di laporan keuangan, tetapi
mungkin akan mengubah pola piker dan cara semua element di dalam perusahaan.
Tantangan dari
Corporate ke Campus
Bagi perusahaan pada
umumnya, yang menjadi bahan pertimbangan apakah akan beralih ke IFRS atau tidak
adalah “Apakah implementasi IFRS akan menghasilkan incremental benefit atau
tidak?”. Tetapi bagi perusahaan – perusahaan yang sudah go international, atau
yang memiliki partner dari Uni Eropa, Australia dan Russia dan beberapa Middle
East countries, tentu sudah tidak punya pilihan lain selain “mau tidak mau
harus mulai berusaha menerapkan IFRS” dalam pelaporan keuangannya jika masih
mau berpartner dengan mereka.
Perubahan tata cara
pelaporan keuangan GAAP (atau PSAK atau lainnya) ke IFRS berdampak sangat luas.
IFRS akan menjadi “kompetensi wajib-baru” bagi para pekerja accounting.
Namun sampai saat ini
IFRS belum manjadi one global accounting stanrdar, walaupun standar IFRS telah
digunakan oleh lebih 100 negara, termasuk Jepang, China, Kanada dan 27 negara
Uni Eropa. Sekitar 85 dari negara – negara tersebut mewajibkan laporan keuangan
mengunakan IFRS untuk semua perusahaan domestic, perusahaan tercatat.
Simpulan
Menurut kelompok kami:
·
Penerapan IFRS di Indonesia saat ini merupakan suatu langkah
tepat dalam mempersiapkan bangsa Indonesia menuju era perdagangan bebas.
Meskipun saat ini masih menjadi pembicaraan hangat di kalangan ekonomi,
khususnya dikalangan akuntan. Dan pengimlementasian IFRS secara penuh di
Indonesia direncanakan akan ditetapkan pada tahun 2012.
·
Adapun manfaat dari program konvergensi IFRS ini diharapkan akan
mengurangi hambatan – hambatan investasi, meningkatkan transfaransi perusahaan,
mengurangi biaya yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan, mengurangi
cost of capital. Sementara tujuan kahir laporan keuangan yang disusun
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) hanya memerlukan sedikit
rekonsiliasi untuk menghasilkan laporan kuangan berdasarkan IFRS.
·
Dengan adanya standar global tersebut memungkinkan
keterbandingan dan pertukaran informasi secara universal. Konvergensi IFRS
dapat meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan
yang ada di Indonesia. Adopsi standar internasional juga sangat penting dalam
rangka stabilitas perekonomian.
Rika agustina
Rika agustina
4eb06
Tidak ada komentar:
Posting Komentar